Rabu, 09 Desember 2009

Sejarah Wisata

Sejarah Wisata Anging Mammiri
Propinsi Sulawesi Selatan memiliki banyak sekali wisata kota yang berupa bangunan dan tempat bersejarah maupun pantai – pantai indah yang dapat kita nikmati. Sulawesi selatan seluas 175,77 km2 ini berpenduduk kurang lebih dari 1,25 juta jiwa dan terbagi menjadi 5 kecamatan, yaitu : Makassar, Pinang Ranti, Halim Perdanakusuma, Cipinang Melayu, dan kebon Pala. Kota kita memiliki memiliki suku yang beraneka ragam seperti : Suku Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar serta suku – suku pendatang dengan suku bangsa Tionghoa sebagai komunitas pendatang terbesar disulawesi selatan.

Dimulai dari tepi laut, terdapat Pantai Losari yang amat terkenal dan menjadi kebanggan masyarakat Makassar. Pantai ini menawarkan pemandangan senja sunset yang sangat indah. Dikawasan Losari juga terdapat took emas dan souvenir yang terletak di Jalan Somba Opu. Hotel-hotel ternama juga berada di sekitar kawasan Pantai Losari. Selain Pantai Losari, kita juga dapat menikmati fasilitas pemandian alam dan olah raga air di Pantai Barombong, Pantai ini terkenal karena keunikannya sebagai pantai berpasir hitam.

Dikota Makassar bagian utara terdapat pelabuhan tradisional bernama Paotere, Pelabuhan tradisional ini adalah bukti peninggalan kerjaan Gowa Tallo abad ke 14. Dari pelabuah ini pula sekitar 200 armada perahu Phinisi diberangkatkan menuju Malaka. Hingga saat ini Pelabuhan tradisional Paotere masih dipakai sebagai pelabuhan perahu rakyat seperti Phinisi dan lambo dan masih berfungsi sebagai niaga nelaya tradisional.

Beranjak ke tengah kota, kita dapat mengunjungi Benteng Ujung Pandang atau sering disebut Fort Rotterdam yang juga peninggalan Kerajaan Gowa. Voc membangunnya kembali setelah mengalahkan kerajaan gowa dan menamainya Fort Rotterdam. Saat ini Fort Rotterdam dikelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar, Kementrian kebudayaan dan Pariwisata dan sering digunakan untuk mengadakan pagelaran seni budaya.

Kita juga dapat mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah seperti ke Mesjid Al-Markas Al-Islami. Mesjid ini adalah tempat ibadah dan Pusat pengembangan Agama islam yang terbesar dan termegah di Asia Tenggara. Al-Markas Al-islami memiliki lima menara dan salah satu menara menjulang hingga 87 meter. Selain masjid Al-Markas Al-islami, terdapat juga masjid bergaya Arab kuno yang dibangun pada tahun 1970, hingga sekarang masjid tersebut masih mempertahankan fungsinya yang dulu sebagai tempat ibadah.

Yang terakhir, kita dapat mengunjungi beberapa makam orang-orang yang pernah mengukir sejarah local maupun nasional. Seperti Makam Pangeran Diponegoro yang wafat pada tanggal 8 januari 1855 dimakamkan disebuah kompleks pemakaman keluarga di jalan diponegoro, Makassar. Selain itu kota ini menyimpan kompleks Makam Raja-raja Tallo yang dibangun sekitar abad ke-18. Disini juga terdapat makam Raja Tallo ke VII, I Malingkaang Daeng Manyonri yang merupakan raja pertama yang memeluk Agama islam.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Designed by Simply Fabulous Blogger Templates